life is like metamorphose, you develop from the simplest one for being the best

My Mother, My Hero

on Sabtu, 27 November 2010
Who should I give my love to?
My respect and my honor to
Who should I pay good mind to?
After Allah and Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hold you
And clean you and clothes you
Who used to feed you?
And always be with you
When you were sick
Stay up all night
Holding you tight
That's right no other
My mother...
Who should I take good care of?
Giving all my love
Who should I think the most of?
After Allah and Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hear you
Before you could talk
Who used to hold you?
Before you could walk
And when you fell who picked you up
Clean your cut
No one but your mother
My mother
Who should I stay rigt close to?
Listen most to
Never say no to
After Allah and Rasulullah
Comes your mother
Who next? Your mother
Who next? Your mother
And then your father
Cause who used to hug you
And buy you new clothes
Comb your hair
And blow your nose
And when you cry
Who wiped your tears?
Knows your fears
Who really cares?
My mother
Say Alhamdulillah
Thank you Allah
Thank you Allah
For my mother....
My Mother, Yusuf Islam

Sebuah lagu yang membuat saya selalu ingat betapa beruntungnya saya memiliki seorang ibu yang sangat tangguh saat saya jatuh. Ya, Ibu saya adalah Pahlawan saya. Memang dari dulu belum pernah ada sekolah khusus untuk menjadi ibu seperti sekolah menjadi dokter, pengacara, akuntan, maupun profesi lainnya. Walaupun banyak sekali seminar, pelatihan, maupun buku-buku tentang bagaimana menjadi orang tua (ibu, red.) yang baik, bagaimana mendidik anak, dan berbagai topik berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang ibu, namun itu bukanlah sebuah sekolah dan tidak akan pernah cukup untuk mempersiapkan dan melengkapi diri seorang wanita untuk menjadi ibu. Namun ibu saya bisa melakukan semua itu perfectly.

Menjadi ibu adalah sesuatu yang mulia, sebuah pelayanan kepada anaknya yang tidak tampak di muka umum dan memiliki tanggung jawab yang tidak mudah untuk dilakukan. Menuntut pengorbanan dan kerelaan hati. Menyita 24 jam hidupnya, dalam 7 hari seminggu, selama 52 minggu setahun. Itu semua dilakukan hanya untuk anak-anaknya. Betapa mulianya Engkau, Ibuku. 

Ibuku, yang selalu siap mengulurkan tangan menjawab kebutuhan anak-anaknya, tidak peduli rasa letih menguasai tubuh. Memberikan pelukan hangat di saat anak-anaknya merasakan kesepian. Mengucapkan kata-kata penghiburan kala anak-anaknya merasa sedih. Mendorong penuh semangat sewaktu anak-anaknya mengalami kegagalan.
  
Begitu berat memang tanggung jawab seorang Ibu. Beliau sangat ikhlas melakukan itu semua, demi masa depan anak-anaknya. Namun apa yang telah saya lakukan untuk Ibu? Bahkan saya belum bisa membalasnya, 1% pun belum. Memang kasih sayang seorang Ibu tidak akan bisa dibalas dengan sesuatu. Dan seorang Ibu tidak akan pernah meminta imbalan kepada anak-anaknya. Ibu hanya ingin melihat kegahagiaan dari anak-anaknya. Ibu hanya ingin melihat anak-anaknya sukses. Namun, apa yang sudah saya lakukan? Bahkan diminta tolong saja selalu mencari-cari alasan. Dinasehati dengan satu kata, saya menjawab dengan beribu kata. Namun, Beliau tidak pernah marah dengan itu semua. Sekali lagi, sungguh mulia Engkau Ibu.
Sebuah ungkapan mengatakan, “dibalik kesuksesan seorang pria, ada seorang wanita.” Kita lirik sebentar sejarah masa lalu. Tokoh besar seperti Daud, nama Ibunya tidak pernah tercantum dalam kitab suci, namun Beliau memberikan kontribusi yang besar bagi seorang Daud kecil sehingga tumbuh menjadi seorang yang berpengaruh terhadap umatnya. 
Ibu, saya yakin dan sangat yakin, jerih lelah Engkau sebagai seorang ibu bukanlah sesuatu yang sia-sia. Walaupun saya belum bisa membalas semuanya, dan tidak akan pernah bisa membalas semua itu. Walaupun predikat pahlawan tidak pernah diberikan oleh pemerintah, namun engkau adalah pahlawanku, yang tidak pernah mengenal kata menyerah.


Dengan Berbakti kepadanya lah, sebuah bentuk cinta dan sayang kita kepada Ibu.
For My Mother, My Hero :D

Pemimpin, Komunikasi, dan Harapan

on Jumat, 19 November 2010
Artikel yang sangat bagus,,,
ditulis oleh seorang berjiwa pemimpin, Ibu Betti Alisjahbana (Presiden IBM, Ketua Penyelenggara Beasiswa  ITB Untuk Semua, Ketua QB)
Semoga bisa membuka pikiran kita tentang makna PEMIMPIN



Kepemimpinan secara sederhana didefinisikan sebagai seseorang mempengaruhi sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sementara komunikasi adalah instrumen yang sangat penting  dalam kepemimpinan. Suatu kepemimpinan bisa sukses atau gagal karena komunikasi. Ada tiga hal yang penting dalam berkomunikasi, yakni konsistensi, kejelasan, dan kesopanan.
  • Konsistensi. Tim akan frustasi jika kata-kata pemimpinnya tidak bisa dipegang. Demikian pula bila tidak ada kesesuaian antara perbuatan dan tindakan.
  • Kejelasan. Tim tidak bisa melaksanakan rencana bila tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pemimpinnya. Tidak ada gunanya mencoba membuat tim kagum akan intelektualitas kita dengan mengunakan istilah-istilah yang rumit.
  • Kesopanan. Setiap orang ingin diperlakukan dengan sopan dan hormat, siapapun mereka.
Komunikasi Ala ObamaHadir di kuliah umum Obama minggu lalu, saya semakin disadarkan betapa kepiawaian  berkomunikasi memainkan peranan yang sangat penting dalam kepemimpinan. Berbicara di depan sekitar 7.500 hadirin, Obama menyampaikan pesannya dengan sangat menggugah.

Obama—yang memilih topik tentang pembangunan, demokrasi, dan kerukunan beragama—membuka pidatonya dengan nostalgia masa kecilnya di Indonesia. Ia bercerita bahwa tinggal di negeri yang sangat beragam seperti Indonesia, dengan ribuan pulau, ratusan bahasa dan etnis, serta sejumlah agama, membantunya menjadi lebih humanis. Dua kali ia menekankan, asas Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, menjadi contoh bagi dunia dan membuat Indonesia akan memainkan peranan penting pada abad ke-21.

Tentang demokrasi, Obama menyampaikan kekaguman dunia melihat Indonesia yang berhasil melakukan peralihan kepemimpinan dengan damai, dan menerapkan sistem demokrasi di mana rakyat memilih langsung para pemimpinnya. Obama pun menyampaikan, “Ketika kita banyak mendengar bahwa demokrasi menghalangi kemajuan ekonomi, apa yang dicapai oleh India dan Indonesia menunjukkan bahwa demokrasi dan pembangunan ekonomi saling memperkuat.

“Seperti negara demokrasi lainnya, ada masalah-masalah yang timbul sepanjang jalan. Amerika pun demikian. Indonesia mengalami pasang surut dalam menjalankan demokrasi. Perjalanan itu sangat berharga. Dibutuhkan insitusi yang kuat untuk mengawasi konsentrasi kekuatan, dibutuhkan pasar yang terbuka yang memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk sukses, dibutuhkan kebebasan pers dan sistem hukum yang independen untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan untuk mendorong akuntabilitas. Dibutuhkan masyarakat yang terbuka dan warga yang aktif untuk menolak ketimpangan dan ketidakadilan. Kekuatan-kekuatan ini yang akan membuat Indonesia sukses di masa depan.”

Tentang agama, Obama menyampaikan bahwa Indonesia adalah tempat di mana masyarakat mengagungkan Tuhan dengan cara yang beragam. Ia lalu bercerita tentang kunjungannya ke Masjid Istiqlal, tempat beribadah ribuan kaum muslim yang dirancang oleh arsitek beragama kristen yang menggambarkan spiritIndonesia yang inklusif, yakni Pancasila.

Islam tumbuh berkembang di Indonesia, demikian juga agama-agama lainnya. Obama lalu bercerita tentang ketegangan antara Amerika dan komunitas Islam serta upaya-upayanya untuk memperbaiki hubungan ini, yang dikatakannya tidak mudah dan penuh tantangan. Namun, Amerika akan terus berusaha untuk mewujudkan perdamaian dan toleransi antaragama.Inspirasi Obama

Hanya 30 menit Obama berbicara, tetapi begitu dalam maknanya. Yang istimewa dari Obama adalah kemampuannya menggugah semangat. Dia menggambarkan tantangan-tantangan yang ada, mengakui secara jujur dan terbuka situasinya, termasuk apa yang salah sebelumnya. Namun dia juga mengingatkan, termasuk memberikan alasan yang kuat kenapa kita pantas optimis terhadap masa depan. Misalnya, saat membahas tantangan-tantangan yang dihadapi Amerika dalam memperbaiki dan membangun kembali hubungannya dengan masyarakat Islam yang sempat rusak, Obama mengakui kesalahan pendekatan pada masa lalu. Ia pun menunjukkan apa yang sudah dia lakukan dan apa yang akan terus dilakukannya.

Obama membuat rakyat Indonesia merasa bangga bahwa negara kita dibangun dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila yang sangat modern dan berpandangan jauh ke depan. Kita pun dibuat besar hati bahwa, meskipun kita melihat masih banyak masalah dalam penerapan demokrasi di Indonesia, tetapi sebenarnya banyak kemajuan yang telah dicapai yang membuat Indonesia berdiri lebih kokoh menyongsong masa depan.

Meskipun demikian, kita sadar betapa keberagaman dan toleransi yang dipuji oleh Obama akhir-akhir ini terancam. Muncul kelompok-kelompok agama yang semakin militan. Penghancuran rumah ibadah, penganiayaan penganut aliran keagamaan, dan perusakan tempat hiburan begitu sering terjadi. Di Yogyakarta, hanya sehari sebelum Obama datang, sekelompok orang tega mengusir pengungsi Merapi dari tempat penampungan di sebuah gereja. Alasannya sungguh aneh: gereja bisa digunakan untuk mengkristenkan para pengungsi.

Alangkah indahnya bila Presiden kita pun mengakui secara jujur dan terbuka tentang masalah-masalah yang kita hadapi saat ini, serta menyampaikan niatnya yang kuat untuk mengatasi radikalisme, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dalam upaya mengatasi radikalisme tersebut, dan mengambil langkah-langkah nyata dan konsisten betapapun sulitnya. Karena hanya dengan mengakui masalah yang ada dan mengambil langkah-langkah yang konsisten, kita bisa mengatasi masalah radikalisme itu dan menguatkan prinsip Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi yang menjadi pondasi kokohnya negara kita.

Semoga inspirasi Obama membuat kita semakin sadar betapa berharganya Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dan demokrasi; serta membuat kita bersatu untuk melindungi ketiganya dari usaha-usaha sekelompok orang yang ingin menodainya.

Kita semua bisa belajar dari Obama mengenai komunikasi yang jernih, jujur, dan menggugah semangat persatuan di dalam memecahkan masalah-masalah yang ada dan menanamkan optimisme akan masa depan yang cerah.

3G of Biotechnology

on Rabu, 17 November 2010

Ilmu bioteknologi kini tengah menapaki generasi ketiga dalam perkembangannya. Generasi pertama bioteknologi sebatas meningkatkan efisiensi produksi tanaman, kemudian generasi kedua bioteknologi mulai menambahkan nilai produk pangan dengan tambahan nutrisi. Generasi ketiga bioteknologi mulai memanfaatkan tanaman sebagai penghasil protein untuk keperluan pengobatan, seperti antibodi monoklonal, enzim dan protein darah. Protein terapeutik ini dikenal dengan nama Plant Made Pharmaceutical (PMP). Pada PMP, gen pengkode protein yang berfungsi medis ditempatkan ke dalam suatu tanaman, dengan tujuan agar tanaman tersebut memproduksi protein tersebut. 
Penelitian tentang plant-made pharmaceuticals ini merupakan ide yang relatif baru dalam 10 tahun terakhir. Tahun 2006, sebuah vaksin yang dihasilkan dari tumbuhan telah mendapat persetujuan dari pihak berwenang untuk dipasarkan. FDA dan USDA (Badan POM dan Departemen Agrikultur Amerika) sangat gencar melakukan penelitian ini. Demikian pula dengan Kanada dan negara-negara Eropa serta beberapa negara di Asia. Ini tidak lepas dari meningkatnya kebutuhan akan protein terapeutik di dunia pengobatan modern.
Penyembuh
Protein terapeutik yang dihasilkan dapat berguna untuk penyakit seperti Alzheimer, kanker, COPD (chronic obstructive pulmonary disease), Crohn, cystic fibrosis, diabetes, penyakit jantung, penyakit ginjal, multiple sclerosis, obesitas, rheumatoid arthritis, cedera sumsum tulang belakang dan sebagainya. Beberapa plant-made pharmaceuticals telah diuji klinis pada manusia untuk pengobatan cystic fibrosis, suatu penyakit genetik yang menyebabkan tubuh memproduksi mukosa berlebihan sehingga menyelimuti paru-paru dan pankreas, ini menyebabkan terhambatnya sekresi enzim-enzim pencernaan. Untuk itu diperlukanlah enzim pencernaan (seperti lipase) yang dapat diperoleh dari tanaman yang telah dimodifikasi secara genetik. Saat ini obat-obat berbasis protein sudah memasuki pasar dan masih banyak yang sedang berada dalam pengujian klinis tahap akhir. Meningkatnya kebutuhan persediaan protein terapeutik menyebabkan diperlukannya suatu alternatif cara produksi protein yang efisien, efektif dan lebih produktif dari sebelumnya.
Produksi Protein
Pada dasarnya terdapat beberapa cara memproduksi protein, yakni menggunakan mamalia, kultur sel mikrobial atau tanaman. Menurut Roger Beachy, Ph.D., presiden dari Donald Danforth Plant Science Center, tanaman adalah produsen protein yang paling efisien di muka bumi. Sebagai pabrik penghasil protein, tanaman memiliki beberapa keunggulan karena hanya membutuhkan modal yang sederhana seperti cahaya matahari, tanah, air, mineral, serta satu set gen yang tepat untuk menghasilkan protein yang diinginkan. Selain itu, metode PMP juga memiliki kapasitas volume produksi yang besar dibandingkan metode konvensional, serta keamanan yang relatif baik dari potensi cemaran virus dan mikroba. Teknologi yang digunakan dalam metode PMP pun sebenarnya tidak terlalu sulit dicari, yakni serupa seperti ketika memperlakukan bakteri, namun bedanya dibutuhkan ladang juga untuk menumbuhkan genetically modified plant ini. Sebelumnya, produksi protein dengan memanfaatkan bakteri dan sel mamalia merupakan metode yang sangat mahal dan kapasitas produksinya sulit memenuhi kebutuhan skala industri yang terus meningkat. Teknologi kultur sel konvensional memerlukan sejumlah besar waktu dan dana dimana diperkirakan bahwa fasilitas pembuatan kultur sel dapat mencapai $250 juta sampai $450 juta. Dibandingkan dengan metode produksi konvensional menggunakan kultur sel, metode PMP dapat menghemat sejumlah besar waktu dan sumber daya.
Tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan dengan metode ini adalah jagung, tembakau, beras, tebu, tomat, kedelai, wortel, kentang, bayam, pisang, dan beberapa tanaman lain. Tanaman yang digunakan berada dalam pengawasan dari U.S. Department of Agriculture (USDA), Animal and Plant Health Inspection Service (APHIS) dan oleh Food and Drug Administration (FDA). Pada umumnya digunakan tanaman yang juga digunakan sebagai tanaman penghasil makanan karena telah terdapat data agrikultural yang luas mengenai tanaman tersebut. Demikian pula dengan sifat-sifat genetik, agronomi dan dampak lingkungan yang dimiliki tanaman ini, dimana informasi ini sangat penting dalam pengembangan metode untuk menangani tanaman ini.
Seandainya kita mampu membuat vaksin HIV atau flu burung, hormon insulin, dan enzim-enzim dari ladang-ladang palawija Indonesia. Ketika ladang tembakau dijadikan pabrik enzim ketimbang digunakan untuk produksi rokok. Jika dapat terwujud, tentu kualitas hidup masyarakat Indonesia akan meningkat.

Ide Awal Tulisan dari : http://fakhria.wordpress.com
Referensi :
1. Economic Implications of Plant-made Pharmaceutical Production in North Carolina. Rural Advancement Foundation International – USA. January 2008
2. www.in-pharmatechnologist.com/Materials-Formulation/Dow-receives-world-s-first-plant-made-vaccine-approval

calendar

clock

Profil

Foto saya
Seorang hamba Allah yang senantiasa berusaha meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi lebih baik, agar tidak termasuk ke dalam golongan orang yang merugi

Sahabat Yang Telah Bertamu

Serpihan Cerita

Diberdayakan oleh Blogger.

ayat hari ini

"Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (QS. AL ISRA:19)

label

puzzle

cari