life is like metamorphose, you develop from the simplest one for being the best

Everything is Achievable Through Education

on Minggu, 26 Juni 2011
“Setiap warganegara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan”
-Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1-

Jika ditilik lagi, masih banyak undang-undang terkait yang mendasari bahwa hak untuk mendapatkan pendidikan itu tidaklah hanya terbatas untuk kalangan ber-DUIT saja. Pun saya juga percaya, kenapa tidak? Kita bangsa yang beradab, tahu bahwa negara ini berdiri atas dasar undang-undang. Namun semakin maraknya pembangunan digaungkan, semakin marak pula anak-anak putus sekolah. Alasannya? Apalagi kalau bukan karena ekonomi. Benar sekali, ekonomi telah menjadi salah satu faktor penghambat anak-anak Indonesia untuk dapat merasakan manisnya bangku sekolah untuk meraup berjuta-juta ilmu yang dihamburkan oleh seorang pahlawan yang sarat akan jasa dan (sekarang) sarat pula akan tanda jasa.

Memang tidak salah dan tidak bisa disalahkan, bahwa masalah pendidikan yang bagus tidak bisa terlepas dari fasilitas yang membutuhkan banyak biaya. Sekali lagi, sangat banyak biaya. Bahkan untuk menjawab pertanyaan teman-teman saya “mau kuliah dimana?” saja, saya sangat ciut kalau harus menjawab “ITB”, karena memang dulu di mata dan telinga saya, ITB itu “mahal”.

Imbasnya, saya hanya bisa menyimpan “ITB” dalam angan-angan saya paling dalam. Cuma bisa mencuri-curi mecari info tentang ITB lewat situsnya (www.itb.ac.idwww.usm.itb.ac.id, red). Karena memang belum ada link sama sekali untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang ITB. Belum ada alumni dari sekolah saya (MAN 3 Kediri, red) yang mengambil kuliah di ITB. Entah kenapa, saya juga kurang paham, padahal jika mereka mau mencoba saya yakin pasti bisa menembus soal-soal USM yang katanya bikin sakit perut dan kepala selama berhari-hari itu. Saya juga tidak punya cukup nyali untuk bertanya ini-itu tentang ITB kepada guru konseling. Akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar di universitas yang masih berada di lingkup pengawasan orang tua secara langsung, alias tidak jauh-jauh dari rumah, masih berada di sekitar Jawa Timur. Saya mendaftar jurusan teknik kimia I*S yang berada di kota Surabaya melalui jalur beasiswa dan jurusan farmasi UG* yang berada di Jogjakarta juga melalui jalur beasiswa (PBUTM). Namun entah mengapa saya merasa tidak ada rasa yakin kalau berkas yang saya kirimkan bakal lolos, ditambah lagi bapak saya bilang “kalau kuliah ambil jauh, sekalian saja di Bandung, ada sanak di sana (disesuaikan dengan bahasa indonesia)”. Setelah saya mendaftar di I*S dan UG*, saya tidak berhenti untuk terus berdoa, “Ya Allah, apabila ini adalah yang terbaik untuk ku, maka permudahlah, apabila ini bukan yang terbaik untukku, maka gantilah dengan yang lebih baik”.

Suatu ketika, di warnet sekolah yang biasanya diisi oleh siswa yang suka chatting sesama temannya yang berada di warnet yang sama pula, saya membuka browser internet explorer, yang memang lagi ngetrend-ngetrendnya di jaman itu. Lalu saya buka halaman google dan memasukkan kata kunci “beasiswa s1”. Sengaja saya mengeklik link teratas yang ada kata-kata ITB nya. Dan ternyata, tidak pernah disangka pula, akhirnya saya kuliah di ITB sampai sekarang ini. Saya berusaha dan mencoba untuk mendaftarkan berkas-berkas saya ke panitia Beasiswa ITB Untuk Semua (BIUS). Karena situs yang saya buka ternyata informasi pendaftaran Beasiswa ITB Untuk Semua, a.k.a BIUS, seperti yang biasa teman-teman dan saya menyebutnya. Syarat-syarat telah terpenuhi. Tidak ketinggalan, selembar essay ikut melayang terbang ke Bandung bersama berkas yang lainnya melalui jasa Pos Indonesia yang sekarang pamornya telah tertimbun oleh kehadiran teknologi, namun fungsinya tetap tidak tergantikan dalam hal mengirim dokumen-dokumen penting seperti yang tersebut di atas. Setelah mencoba mengirimkan berkas-berkas tersebut, lagi-lagi saya hanya bisa meminta dan terus berharap kepada Allah, “Ya Allah, apabila ini adalah yang terbaik untuk ku, maka permudahlah, apabila ini bukan yang terbaik untukku, maka gantilah dengan yang lebih baik”. Karena saya yakin, keputusan dari Allah adalah sebaik-baik keputusa

Ikhtiar dan do’a pun terjawab oleh Allah. Meskipun tidak berharap lebih seperti sebelumnya (saat mendaftar di I*S dan UG*), ternyata keinginan orang tua dan saya pribadi dikabulkan oleh Allah. Saat detik-detik pengumuman, saat dimana beribu-ribu calon mahasiswa ITB berbondong-bondong untuk nonton bareng pengumuman hasil USM, saya tidak ada hasrat untuk ikut nobar tersebut. Saat relawan kring-kring saya, mbak Neni yang setia meng-kring-kring saya kapanpun saat dibutuhkan, meminta saya memberikan nomor registrasi dan nomor USM karena beliau mencoba membantu untuk melihatkan hasil USM tersebut. Pun rasa malu atau sedih kalau-kalau hasilnya tidak sesuai harapan sama sekali tidak terpikir. Monoton, datar, mengalir begitu saja. Tiba-tiba bagai serangan fajar di pagi hari, mbak Neni bilang kalau saya diterima di sekolah farmasi. “Alhamdulillah”, hanya ini yang bisa keluar dari pita suara. Tetap biasa saja. Sampai akhirnya besoknya saya baru melihat sendiri kalau ternyata saya memang diterima di ITB. “Alhamdulillah”, lagi-lagi hanya itu yang bisa keluar dari pita suara. Sempat terlintas, “untung dulu pernah nyasar di situs pendaftaran BIUS”, alhamdulillah segera tersadar bahwa sebenarnya bukan karena link itu atau karena keberuntungan saya bisa kuliah di ITB ini, bahwa ini telah ditakdirkan oleh Allah. Iya, ini adalah takdir dari Allah yang harus saya perjuangkan. Sekali lagi, HARUS SAYA PERJUANGKAN!

Benar sekali, perjuangan untuk dapat kuliah di ITB tidak hanya cukup sampai saya lolos USM ITB terpusat saja, karena perjalanan ini masih panjang. Kuliah pun saya baru masih setengah jalan. Ini memang masih sangat panjang. Karena, ini adalah tentang suatu perjalanan, bukan tentang tujuan. Tujuan saya tidak muluk-muluk, saya ingin agar adik-adik saya bisa mendapatkan pendidikan bahkan lebih tinggi dan lebih bagus dari saya. Namun perjalanannya itu lho, subhanallah sekali. Tidak bisa dikatakan mudah untuk bisa masuk dan kuliah di ITB ini, karena perjuangan untuk mencapainya pun juga sangat sulit. Tidak hanya sulit mengerjakan soal USM atau pun soal-soal ujian semesternya (ini pun juga sudah sangat sulit), tapi yang lebih sulit lagi adalah melewati dan meloloskan diri dari ujian kehidupan saat kuliah di ITB ini, banyak sekali ujian (atau cobaan?) yang saya hadapi saat kuliah dan hidup di sini.

Bagaimana saya bisa kuat? Itu yang biasanya sering terlintas dan tidak pernah saya jawab sendiri. Saya hanya berusaha merubah frame pikir saya, bahwa ujian-ujian itu akan membuat saya lebih kuat dari sebelumnya.
“Allah tidak akan memberikan ujian kepada hamba-Nya, melainkan agar dia menjadi lebih kuat dari sebelumnya, menjadi lebih sabar dari sebelumnya, dan menjadi lebih dewasa dari sebelumnya.”
Sama seperti ujian pada umumnya, semua ujian adalah untuk meluluskan, dan bukan meloloskan, seseorang ke tahap yang lebih tinggi. Yang terpenting adalah kita harus mampu untuk melewatinya. Satu-satunya cara adalah berusaha dan terus berjuang serta tak lupa berdoa kepada Allah agar kita bisa terlatih sehingga akan mudah untuk melewati semua ujian yang kita hadapi.

Satu kunci yang selalu saya pegang adalah “YAKIN”. Ya, kita harus yakin terhadap semua yang kita lakukan, karena Allah itu ada dalam prasangka hamba-Nya. Yakin bahwa semua hasil usaha yang kita lakukan adalah yang terbaik yang diputuskan oleh Allah untuk kita. Kalau menurut kita hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita, itu berarti hasil yang kita inginkan bukanlah yang terbaik untuk kita.

Just believe Allah, and you will know how enjoying your live. InsyaAllah
Thanks Allah, thanks BIUS, thanks all :D

calendar

clock

Profil

Foto saya
Seorang hamba Allah yang senantiasa berusaha meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi lebih baik, agar tidak termasuk ke dalam golongan orang yang merugi

Sahabat Yang Telah Bertamu

Serpihan Cerita

Diberdayakan oleh Blogger.

ayat hari ini

"Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik." (QS. AL ISRA:19)

label

puzzle

cari