rabu, ya hari rabu saat saya masih bertahan di english camp kampung inggris pare. satu hari, dua hari, tiga hari, rasa-rasanya berlalu tanpa saya merasa ada hal baru yang bisa saya dapat disini. memang awalnya saya memilih program speaking dan toefl, namun sepertinya memang belum diizinkan untuk ikut program tersebut, yah kelas yang saya pilih sudah penuh dengan para pengembara ilmu dari berbagai pulau. saya jalani apa adanya, tanpa semangat, tanpa senyum, flat. ditambah dengan teman saya yang lebih menghilangkan semangat ku saat itu. aku berfikir, kalo teman saya ga bisa menularkan semangat ke saya, berarti saya yang harus membom semangat ke dia.
dan seperti itu lah sehari-hari ku, pagi sampe malem diisi dengan belajar yang monoton. sampai suatu ketika, saat jadwal malam tiba, entah kenapa semangat dalam diri ini membludak. ternyata kita satu kelas dipertemukan dengan native speaker asal Australia yang sudah lama tinggal di Indonesia. Mr. Abdullah nama beliau. sebenernya awalnya saya kurang begitu excited dengan tamu tersebut. satu, dua sampai mendekati menit ke-30an, saya menjadi sangat kagum dengan beliau. bagaimana tidak, semangat berdakwah dalam dirinya sangat berkobar. setiap apapun yang keluar dari pita suaranya, semuanya dikaitkan dengan islam, semuanya dikaitkan dengan bagaimana mengagungkan Allah.
saat itu beliau bertanya, "how do yo answer if people ask you 'how are you?'". secara otomatis kita semua menjawab "i'm fine". lalu beliau mengutarakan maksudnya dengan menanyakan kenapa kita tidak menjawab dengan mengucap syukur dulu ke Allah? iya, pelajaran bahasa inggris yang sesederhana itu, mungkin kita tidak menyadari bahwa di setiap sendi kehidupan ini harusnya kita tetap mengingat Allah. lalu kami meralatnya menjadi, "alhamdulillah, i'm fine!"
setelah beberapa saat, Mr. Hadi sebagai momod dari kegiatan tersebut, sekaligus pemilik bimbingan belajar tersebut memberikan saya kesempatan untuk menanyakan sesuatu ke Mr. Abdullah, beliau juga seorang muallaf. Akhirnya dengan tanpa pikir panjang, saya menanyakan bagaimana kehidupan di Indonesia dibandingkan dengan Australia. dan lagi-lagi beliau menjawabnya dengan tetap mengaitkan dengan kehidupan Islam. beliau berkata bahwa kehidupan di Indonesia sangat toleran dan sangat kondusif untuk mendakwahkan islam. berbeda dengan negara Australia yang notabene penduduk muslimnya relatif sedikit. meskipun di Australia tidak ada hambatan dalam beribadah, namun kehidupan yang islami sangat sulit didapatkan di sana, apalagi untuk berdakwah, sangat sulit.
pertanyaannya, bagaimana dengan kita sebagai putra dan putri bumi pertiwi ini? relakah kita, jika Indonesia ini hancur karena pemudanya kurang atau bahkan tidak mengenal islam? ini tugas kita kawan, tugas kita untuk menyampaikan apa yang harus kita sampaikan, menngajak siapapun untuk kebaikan, demi Indonesia yang madani.
setiap muslim adalah refleksi untuk muslim lainnya. mari kita berkaca kepada beliau yang meskipun usianya jauh lebih tua daripada kita, namun semangat untuk tetap menggali ilmu dan menyebarkan agama Islam di bumi Allah masih sangat panas. apakah kita yang masih muda api semangat juang kita kita diamkan padam begitu saja? tanyakan pada hati!
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad: 7)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar